Jalan Salib perdana 2025 di area parkir mobil Gereja Bernadet.
“Wah nanti kalau hujan gimana ini?” celetuk seorang ibu di area parkir motor bawah sambil bergegas menuju area parkir mobil di atas untuk mengikuti ibadat Jalan Salib. Petang itu langit memang tertutup mendung tipis putih kehitaman.
Koor Wil Thomas berkostum lembayung ungu memandu lagu.
Sesampainya ibu itu di depan Balai Bernadet (dulu namanya Aula Tarakanita) umat sudah penuh. Sebagian bisa duduk di kursi-kursi bakso, tapi sebagian besar lainnya berdiri. Romo Hieronimus Jemantur CICM terdengar tengah memberikan kata pengantar ibadat. Tak terlihat wajahnya karena pemandangan terhalang kerumunan orang.
Umat diperkirakan 250-an orang.
Jalan Salib 2025 di area parkir Gereja Bernadet Jumat, 7 Maret, itu dijadwalkan mulai pukul 18.00. Romo Hieron, Prodiakon Pak Purwanto dan Pak Sutikna, Lektor Bu Dwi Ratnani dan Bu Agnes Ina memandu ibadat, sementara beberapa anggota koor Wilayah Thomas berkostum lembayung ungu memandu lagu.
Berlutut di salah satu perhentian.
Koordinator Prodiakon, Pak Kristanto, memperkirakan jumlah umat yang ikut Jalan Salib itu sekitar 250 orang. Mereka terlihat khusyuk dengan buku panduan di tangan atau teks digital di ponsel. Ibadat berlangsung sekitar satu jam, sejak hari masih terang sampai sinar lampu menembus kegelapan. Kekhawatiran akan terjadinya hujan tidak terjadi. Tak setetes air pun jatuh dari langit.
Hari mulai gelap.
Jalan Salib dilanjutkan dengan misa Jumat Pertama dan Adorasi yang dipimpin Romo Hieron, dimulai sekitar pukul 19.00 dan baru selesai sekitar pukul 20.30.
Buku panduan ibadat Jalan Salib APP 2025 KAJ didasari tema Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (ArDas KAJ) 2025, Kepedulian Lebih Kepada Saudara Yang Lemah dan Miskin. Keterlibatan aktif dalam menjawab panggilan untuk mewujudkan tema itu bermuara pada harapan terwujudnya kesejahteraan bersama atau bonum commune, yang bersumber pada spiritualitas Ekaristi dan iman akan Allah Tritunggal.
Menjelang berakhirnya Ibadat Jalan Salib.
Tema tersebut merupakan benang merah rangkaian Perhentian yang satu ke Perhentian lainnya, dengan pola sajian: kisah sengsara dalam Kitab Suci; refleksi atas situasi sosial di sekitar kita tentang penderitaan dan perjuangan mereka yang lemah dan miskin; dan doa permohonan untuk dapat terlibat dalam kepedulian kepada mereka dengan mengambil inspirasi rohani dari tokoh-tokoh dalam kisah Kitab Suci tersebut. Semuanya itu diharapkan bisa menjadi bahan renungan selama masa Prapaskah ini.
Koor Wil Thomas melayani Jalan Salib dan misa Jumper/Pasdior.
Di salah satu Perhentian.
Teks & Foto/Video: ps