Sesilia

Koordinator Nama
Wilayah Yustinus Sulistya
Sesilia 1 Edward Yusuf
Sesilia 2 Albertus Abu Wijayanto
Sesilia 3 Agustinus Wiratmoko
Sesilia 4 Maria Gorethi Tri Corry Anggraeni
 

  

SELAYANG PANDANG WILAYAH SANTA SESILIA

DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

 

Di pinggiran Keuskupan Agung Jakarta, tepatnya di perbatasan antara Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten terdapat sebuah Paroki yang mempunyai segudang cerita tentang perjuangan. Sebuah Paroki yang sedang bergumul untuk memperjuangkan hak Umatnya agar dapat beribadah dengan aman dan nyaman. Sesungguhnya ini adalah Suatu permohonan sederhana yang datang dari kaum minoritas agar dapat diperlakukan sama dengan warganegara Indonesia lainnya, namun kenyataannya keinginan tersebut sangat sulit untuk diwujudkan. Tahun demi tahun kehidupan menggereja Paroki ini dilalui dengan penuh tekanan dan intimidasi dari kelompok tertentu, hingga tak terasa Paroki tersebut kini sudah berusia 27 Tahun. Sungguh suatu perjalanan panjang dan sangat melelahkan serta menguras tenaga. Namun di Usianya yang genap 27 Tahun ini dan di tengah segala keterbatasan yang ada Paroki tersebut tetap kokoh berdiri dan tetap menggereja, Ini semua dikarenakan kekuatan iman dari para gembala dan umatnya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling bergadengan tangan dalam menjalani dan menghadapi setiap rintangan. Paroki itu adalah Paroki Santa Bernadet atau yang dikenal dengan sebutan Paroki Ciledug atau SANBERNA.

Paroki Santa Bernadet atau Paroki Ciledug pada awalnya hanya merupakan salah satu Wilayah yang termasuk dalam Paroki Santa Maria Tangerang. Namun seiring dengan perkembangan jumlah umatnya, akhirnya Wilayah ini memisahkan diri dari Paroki Tangerang dan menjadi Paroki Santa Bernadet Ciledug, dengan Pastoran di Komplek Barata sementara untuk gerejanya meminjam BSS Yayasan Karya Sang Timur. Saat ini Paroki Santa Bernadet telah memiliki 21 Wilayah dan 85 lingkungan yang secara geografis tersebar di beberapa kecamatan di Kota Tangerang. Kecamatan tersebut adalah kecamatan Ciledug, kecamatan Karang Tengah, kecamatan Pinang, kecamatan Pondok Aren, serta kecamatan Larangan. Salah satu Wilayah di Paroki Santa Bernadet dan masuk kedalam teritorial kecamatan Ciledug adalah Wilayah Sesilia yang berada di sebelah timur dari Gereja Santa Bernadet di Kecamatan Pinang.

Wilayah Sesilia sebenarnya merupakan salah satu Wilayah tertua di Paroki Santa Bernadet. Hal ini dikarenakan sejarah Wilayah Sesilia sangat erat kaitannya dengan Wilayah Albertus yang keberadaannya sudah ada sejak Paroki Santa Bernadet Lahir. Cikal bakal berdirinya Wilayah Sesilia berawal dari pemekaran Wilayah Albertus pada tanggal 24 April 1996. Pada waktu itu Wilayah Albertus memiliki 5 Lingkungan, yaitu lingkungan Albertus 1, Albertus 2, Albertus 3, Albertus 4 dan Albertus 5, dan Wilayah Sesilia lahir dari peleburan Lingkungan Albertus 2, Lingkungan Albertus 4 dan Lingkungan Albertus 5, sedangkan untuk Lingkungan Albertus 1 dan 3 tetap menjadi bagian dari Wilayah Albertus. Pemekaran Wilayah Albertus menjadi Wilayah Sesilia ini digagas oleh ketua Wilayah Albertus pada saat itu yaitu Bpk. FX. Djoko Soegiatmo bersama dengan seluruh ketua lingkungan Albertus 1, 2, 3, 4 dan 5. Setelah melalui pertemuan dan kesepakatan bersama, konsep pemekaran Wilayah Albertus ini disetujui oleh Team Pengembangan Wilayah periode Tahun 1994 – 1997 serta wakil ketua dewan Paroki yaitu Bpk. Soesilo Soegianto untuk selanjutnya di sahkan oleh Romo Ludo, CICM dan Romo Gilbert, CICM. Pemekaran ini terjadi karena didasarkan pada daerahnya yang sangat luas dan meningkatnya jumlah umat di Wilayah Albertus.

Pada awal terbetuknya Wilayah Sesilia hanya memiliki tiga (3) lingkungan saja yaitu lingkungan Sesilia 1, Lingkungan Sesilia 2 dan Lingkungan Sesilia 3. Dalam perkembangan selanjutnya yaitu pada pertengahan Tahun 2000 Lingkungan Santa Sesilia 3 Dimekarkan lagi menjadi Lingkungan Santa Sesilia 4. Hal ini seiring dengan bertambahnya umat di lingkungan Santa Sesilia 3, khususnya yang bertempat tinggal di perumahan Mahkota Simprug. Sehingga sejak saat itu, Wilayah Sesilia Menaungi empat (4) lingkungan, yaitu Lingkungan Sesilia 1, Lingkungan Sesilia 2, Lingkungan Sesilia 3 dan Lingkungan Sesilia 4.

Secara Geografis, batas Wilayah Sesilia adalah :

  1. Sebelah Utara yaitu Jalan Ciledug Raya, berbatasan dengan Wilayah Santo Thomas dan Wilayah Fransiskus Xaverius
  2. Sebelah Timur yaitu Jalan Inpres, berbatasan dengan Paroki Santo Matheus
  3. Sebelah Selatan yaitu Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo (Menuju perumahan Japos), berbatasan dengan Wilayah St. Yohanes
  4. Sebelah Barat yaitu Jalan Tanah Seratus, berbatasan dengan Wilayah St. Albertus

Berikut ini adalah data-data Koodinator Wilayah dan Ketua Lingkungan Sesilia :

A. Koordinator Wilayah Sesilia

1. FX Djoko Sugiatmo, periode Tahun 1995 s/d Tahun 2001, sebelumnya Ketua Wilayah Albertus

2. Almarhum AL. Dwi Harnanto, periode Tahun 2001 s/d Tahun 2006

3. F. Djoko Suyanto, Periode Tahun 2006 s/d Tahun 2012

4. Ign. Indra Gunawan, Periode Tahun 2012 s/d sekarang

B. Ketua Lingkungan Sta. Sesilia 1

1. Yulius Tukiran, periode Tahun 1995 s/d Tahun 1997

2. M. Sulopo, periode Tahun 1997 s/d Tahun 2001

3. Y. Agus Siswanto, periode Tahun 2001 s/d Tahun 2007

4. Aloysius Sardi, periode Tahun 2007 s/d Tahun 2012

5. Ign. Isriyanto, Periode Tahun 2012 s/d Tahun 2015

6. Yustinus Sulistyo, Periode Tahun 2015 s/d sekarang

C. Ketua Lingkungan Sta. Sesilia 2

1. FX. Suwarno, periode Tahun 1995 s/d Tahun 2001, sebelumnya Ketua Lingkungan Albertus 4

2. J.B. Suparno, periode Tahun 2001 s/d Tahun 2007

3. Y.B. Suyatno, periode Tahun 2007 s/d Tahun 2012

4. J.B. Suparno, periode Tahun 2012 s/d Tahun 2015

5. Martinus Budi Nugraha, periode Tahun 2015 s/d sekarang

D. Ketua Lingkungan Sta. Sesilia 3

1. Felix Gino Adi, periode Tahun 1995 s/d Tahun 1997, sebelumnya Ketua Lingkungan Albertus 5

2. M. Nurkimin, periode Tahun 1997 s/d Tahun 2001

3. Ign. Wiyono, periode Tahun 2001 s/d Tahun 2007

4. D.B.D. Marbun, periode Tahun 2007 s/d Tahun 2009

5. Christina Suliwati Sutardi, periode Tahun 2009 s/d Tahun 2015

6. A. Agus Sulianto, Periode Tahun 2015 s/d sekarang

E. Ketua Lingkungan Sta. Sesilia 4

1. Rudi Wijaya, periode Tahun 2000 s/d Tahun 2001

2. Dori Setiawan, periode Tahun 2001 s/d Tahun 2004

3. U. Bambang Gunadi, periode Tahun 2004 s/d Tahun 2012

4. Cyprianus Pili Koli, periode Tahun 2012 s/d Tahun 2015

5. Michael Setyo, periode Tahun 2015 s/d sekarang

F. Prodiakon WilayahSta. Sesilia

1. R. Soegoro, Berhenti tahun 2012

2. FX. Margono, Berhenti tahun 2012

3. Ign. Wiyono, Berhenti tahun 2012

4. Ign. Isriyanti, Periode tahun 2012 s/d Tahun 2015

5. U Bambang Gunadi, periode tahun 2012 s/d sekarang

6. Edward Yusuf, periode tahun 2015 s/d sekarang

7. F. Djoko Suyanto, periode tahun 2015 s/d sekarang

8. Cyprianus Pili Koli, periode Tahun 2015 s/d sekarang

G. Biarawan/biarawati yang berasal dari Wilayah Sta. Sesilia

1. Alm. Romo Albertus Subianto, OSC / Romo Subi, (Pastor Kepala Paroki St. Agustinus Karawaci)

2. Sr.Theresia Sri Indarsi, SPM / Suster Theresiani, (Berkarya di Lumajang, Jatim)

 

 

MENAPAKI KEBERAGAMAN UMAT

UNTUK MENUMBUHKAN RASA CINTA DAN PERSAUDARAAN

Pada saat awal terbentuknya Wilayah Sesilia pada tahun 1996 itu jumlah kepala keluarganya ada sebanyak 104 kepala keluarga dengan komposisi jenis kelamin Pria sebanyak 243 orang dan jenis kelamin wanita sebanyak 218 orang. Sehingga jumlah umat di Wilayah Sesilia pada awal terbentuknya adalah sebanyak 461 orang. Pada Tahun 2017 jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Sesilia ada sebanyak 159 kepala Keluarga dengan komposisi laki-laki 291 orang, perempuan 288 orang dan anak-anak sebanyak 145 orang, sehingga jumlah warga di Wilayah Sesilia menjadi 724 orang. Dibandingkan dengan awal terbentuknya Wilayah Sesilia, maka terlihat ada pertumbuhan 56% jumlah warganya.

Dari jumlah tersebut mayoritas umat di Wilayah Sesilia berasal dari suku Jawa. Jika ditotal ada sekitar 95% umatnya adalah Suku Jawa, 3% nya Suku Batak dan 2% nya adalah suku lainnya, seperti Ambon, Makasar, Keturunan Tionghoa, dan lain-lain.

A. Kehidupan Menggereja Umat di Wilayah Sesilia

Segala kegiatan peribadatan di Wilayah Sesilia, pada umunya tidak berbeda jauh dengan wilayah-wilayah lainnya di Paroki Santa Bernadet. Semenjak tidak adanya Gereja, aktifitas peribadatan tetap dilakukan di Wilayah Sesilia sesuai dengan kalender Liturgi Paroki Santa Bernadet, mulai dari Ibadat Prapaskah, Ibadat Rosario, Bulan Kitab Suci, Bulan Maria, Masa adven dan ibadat-ibadat atas ujud pribadi lainnya .

Perayaan Misa di Wilayah Sesilia pernah dilakukan secara Rutin setiap bulannya pada periode tahun 2006 sampai tahun 2012 walaupun secara sporadis tempatnya. Kegiatan ini dihentikan pada tahun 2012 dikarenakan situasi yang kurang baik pada saat itu. Ada tekanan dan intimidasi dari kelompok mayoritas yang menentang pelaksanaan Misa di lingkungan tertentu, sehingga kegiatan ini tidak dapat diteruskan. Pelaksanaan misa saat ini lebih banyak diperuntukan sebagai kepentingan dan Ujud Pribadi dari umat di Wilayah Sesilia saja. Namun untuk aktifitas peribadatan di setiap Lingkungan Sesilia masih Rutin dilakukan dan tidak ada kendala dalam pelaksanaannya. Mulai dari Ibadat bulanan, pendalaman Iman, Rosario semua dilakukan secara rutin dan berkesinambungan sesuai dengan kalender Liturgi Paroki.

Di Wilayah Sesilia juga pernah dilakukan Perayaan sabda dengan penerimaan komuni. Kegiatan ini pertama kali dilakukan yaitu pada tanggal 16 Juli 2005 dengan dipimpin oleh Prodiakon Wilayah. Pada waktu itu situasi gereja sedang sangat terganggu dan umat mulai terpecah konsentrasi peribadatannya, ada yang ke gereja MKK, ada yang ke gereja Bintaro dan beberapa gereja lainnya untuk beribadat. Sehingga untuk mengobati kerinduan umat agar dapat berhimpun dan beribadat bersama maka perayaan sabda dilakukan secara bergantian di rumah umat yang ada di Wilayah Sesilia. Dengan dibantu oleh Prodiakon yang ada di Wilayah Sesilia saat itu yaitu Bpk. FX. Margono, Bpk. R. Soegoro dan Bpk. Ign. Wiyono, umat dapat berhimpun bersama dan beribadat bersama. Mereka inilah yang senantiasa membantu meningkatkan nilai-nilai keimanan umat di Wilayah ini, sehingga hubungan dan kebersamaan umat di Wilayah Sesilia sangat terasa. Bahkan tanpa disadari hubungan itu meningkat menjadi rasa saling ketergantungan satu sama lain yang pada akhirnya menimbulkan rasa persaudaraan diantara umat.

Dalam perayaan sabda dan Misa Wilayah itu suasananya sangat nyaman dan hangat. Karena umat bisa saling bertemu, saling berinteraksi satu dengan lainnya sambil bersenda gurau dan beribadat bersama, saling sharing iman bahkan sampai perbincangan yang tidak penting sama sekali, terjadi dalam moment itu. Dari interaksi inilah muncul ide-ide pelayanan dan kegiatan sosial yang melandasi kegiatan lingkungan dan kelompok-kelompok kategorial seperti WK, Mudika, SSL untuk menjadikannya sebagai program kerja. Namun pelaksanaan Perayaan Sabda dan Misa Wilayah tidak dapat berlangsung lama, apalagi pada saat itu berhembus issue Gereja Santa Bernadet akan dibangun di Jalan Raya Ciledug, tepatnya di samping Ramayana, saat ini tempat tersebut telah menjadi Hari-hari Swalayan. Sempat terjadi kehebohan dari kaum mayoritas yang berdomisili di sekitar Komplek Peruri, Jl. H. Mencong, Jl. Masjid dan Paninggilan Utara. Sampai-sampai beredar pengumpulan tanda tangan menolak pendirian gereja Santa Bernadet di Jalan Ciledug Raya tersebut. Entah darimana dan dari siapa issue tersebut muncul dan tersebar di kalangan mereka, yang jelas pada saat itu umat katolik di Wilayah Sesilia tengah menjadi sorotan dan perhatian mereka, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan peribadatan. Mereka terkadang pernah mendatangi misa dan meminta kami untuk menghentikan kegiatan tersebut dengan alasan yang mengada-ada seperti tidak ada ijin dan mengganggu ketertiban umum. Dengan menyadari kondisi inilah, pada akhirnya pengurus lingkungan dan pengurus Wilayah Sesilia sepakat untuk menghentikan kegiatan Misa Wilayah dan Perayaan Sabda guna meredam kondisi yang cukup memanas. Umat kembali menjadi diaspora, sambil berdoa agar suasana sulit ini bisa segera teratasi, dan membaik. Sampai pada akhirnya issue tersebut tidak terjadi dan suasana kembali membaik, namun perayaan sabda dan misa Wilayah tetap tidak kami lanjutkan.

Pada Periode Tahun 2015 – 2018 ini, Struktur Pengurus Wilayah Sesilia dirancang agar tidak terlalu banyak orang yang duduk dalam kepengurusan, sebaliknya lebih di prioritaskan kepada keterlibatan umat dalam struktur Pengurus Lingkungannya. Tujuannya agar umat lebih banyak terlibat dan berperan serta di lingkungan sehingga kegiatan di setiap lingkungan akan semakin hidup dan berkembang. 

Salah satu keunikan yang ada di Wilayah Sesilia adalah Program Bina Iman Anak (BIA) yang disamping memberikan pengajaran tentang alkitabiah juga dilakukan pendidikan seni musik tradisional yaitu angklung. Para pengajar memberikan pengetahuan dasar tentang cara bermain angklung sampai menampilkan anak-anak ini ke beberapa even baik lingkup Paroki maupun diluar Paroki, Beberapa even seperti Perayaan Natal Paroki, Perayaan Paskah Paroki, Perpisahan dengan Romo Deri, CICM sampai tugas koor di Paroki pernah dilakukan anak-anak Bina Iman dengan bermain Angklung. Di luar lingkup Paroki, anak-anak Bina Iman Wilayah Sesilia pernah tampil di Acara Mimbar Agama TV Space toon, dan Perayaan Natal pegawai Perum Peruri juga menampilkan permainan Angklung. Dengan Demikian, diharapkan anak-anak ini akan tumbuh menjadi seorang yang beriman baik juga memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap tanah airnya. Untuk periode Tahun 2015 – 2018 Koordinator Bina Iman adalah Ibu Yuni, dibantu oleh bendahara ibu Erma dan staff pengajarnya adalah Ibu Asih, Ibu Corry dan Bapak widy.

Selain Bina Iman Anak, di Wilayah Sesilia juga terdapat perkumpulan Orang Muda Katolik (OMK). Setelah sempat Vakum selama satu dasawarsa, OMK wilayah Sesilia akhirnya dibentuk lagi pada tanggal 25 Februari 2012. Bahkan Pengurus OMK wilayah Sesilia dilantik langsung oleh Alm. Romo Ipong, CICM dalam acara Bibble Camp OMK Sesilia di Bambini Ciputat. Ketua OMK yang terlantik pada waktu itu adalah Alm. Thomas Kasa Aribowo dengan disaksikan oleh sekitar 40 an anggota OMK, Pengurus Wilayah, pengurus lingkungan dan beberapa tokoh yang ada di wilayah sesilia. Sampai saat ini OMK Wilayah Sesilia masih aktif dalam melaksanakan kegiatannya. Mereka secara mandiri melakukan beberapa kegiatan seperti ibadat bulanan, aksi sosial sampai bibble beach di Anyer. Namun saat ini terjadi kekosongan ketua OMK, karena Sdr. Thomas Kasa Aribowo telah mendahului kita menghadap Allah Bapa. Menurut rencana, setelah 100 hari kepergiannya, wilayah Sesilia akan segera melakukan pemilihan ketua OMK baru. Prestasi OMK sesilia adalah menjadi juara harapan I lomba Futsal OMK se Paroki Santa Bernadet. Saat ini untuk sementara koordinator OMK dirangkap oleh pembimbingnya yaitu Bpk. Antonius Christianto Wakil ketua OMK Dito Anggoro Sekretaris nya adalah Junita dan bendahara Maria Rosaria Oktaviani.

Kelompok kategorial lainnya yang ada di Wilayah Sesilia ini adalah Perkumpulan ibu-ibu WK. Wilayah Sesilia memiliki 2 kelompok WK, atau yang dikenal dengan nama WK Ranting, yaitu WK Ranting Sesilia 1, 3, dan 4 serta WK Ranting Sesilia 2. Masing-masing mempunyai struktur kepengurusannya sendiri. Untuk Ketua WK Ranting Sesilia 1, 3 dan 4 adalah ibu Yovita Titi Rukmini, Wakil ketuanya adalah ibu Christina Gilar Buntari dan Bendaharanya adalah Ibu caecilia Vetty, jumlah anggotanya sebanyak 35 orang. Untuk WK ranting Sesilia 2, jabatan ketua dipegang oleh ibu Theresia Widji dengan jumlah anggotanya adalah sebanyak 28 Orang. Walaupun Hirarki WK terlepas dari struktur wilayah karena langsung bertanggung jawab kepada WK Cabang Paroki Santa Bernadet namun keberadaannya sangat membantu wilayah khususnya yang berkaitan dengan karya-karya sosial. Banyak kegiatan sosial yang telah dilakukan ibu-ibu WK yang juga melibatkan wilayah dalam pelaksanaannya, seperti penjualan sembako murah, Ziarah rohani, Kunjungan ke panti jompo dan lain-lain

Kelompok lainnya yang tidak kalah penting keberadaannya di Wilayah Sesilia ini adalah kelompok Paduan Suara (koor). Dari awal terbentuknya Wilayah Sesilia, kelompok paduan suara (koor) ini sudah ada. Banyak aktifitas yang telah dilakukan oleh kelompok koor dalam misi pelayanannya. Setiap bulan pasti dilakukan pertemuan dan latihan untuk mengisi tugas-tugas baik itu tugas mengiringi Misa di gereja ataupun mengiringi Pernikahan dan ujud lainnya seperti pemberkatan Rumah, Pertunangan, dan ujud Syukur lainnya. Disamping tugas-tugas rutin melayani ibadat, Kelompok Paduan Suara (koor) yang saat ini mempunyai anggota sekitar 40 orang ini, juga telah melakukan karya sosial lainnya, seperti kunjungan ke Panti Asuhan dan Panti Jompo, Ziarah ke gua Maria Kanada dan Rekoleksi ke Puncak. Sehingga ikatan sesama anggota koor sangatlah kental dan rasa persaudaraan diantara anggotanya sangatlah terasa. Prestasi terbaik kelompok ini adalah juara harapan I lomba koor paroki pada tahun 1999.

B. Karakteristik Setiap Lingkungan di Wilayah Sesilia

 

1. Lingkungan Santa Sesilia 1

Lingkungan ini sempat menjadi Pusat kegiatan di Wilayah Sesilia pada awal terbentuknya Wilayah ini. Hal ini dikarenakan Ketua Wilayah Albertus pada waktu itu berdomisili di lingkungan yang masih bernama lingkungan Albertus 2 ini, dan ketua WK nya juga berasal dari lingkungan Sesilia 1. Pada tahun 2017 terdapat 40 kepala keluarga di lingkungan Sesilia 1, dengan komposisi jumlah Laki-laki ada 106 orang, Perempuannya berjumlah 103 orang dan anak-anak nya berjumlah 20 orang. Sehingga jumlah umat katholik di lingkungan Sesilia 1 sebanyak 229 orang, atau 31% dari jumlah Umat Katolik di Wilayah Sesilia. Umat di Lingkungan Sesilia 1 sebagian besar berdomisili di Komplek Peruri, yaitu sekitar 36 kepala keluarga, dan sisanya 7 kepala keluarga berada di Jalan Masjid dan 1 kepala keluarga berdomisili di Gang Winong. Dari sini terlihat bahwa sebagian besar warga lingkungan ini berstatus sebagai Pegawai Negri Sipil, yaitu pegawai Perum Peruri dan sebagian kecil adalah pegawai swasta serta wiraswasta. Dilihat dari suku bangsanya, 95% nya berasal dari suku jawa (jawa tengah, Jogjakarta dan Jawa Timur), 3% nya adalah keturunan Tionghoa, dan 2 % nya dari suku lainnya seperti suku Batak dan Ambon. Latar belakang pendidikan umatnya sangat bervariasi mulai dari tamatan SD sampai lulusan S1 namun didominasi oleh lulusan SMA. Dalam menjalankan aktifitas liturgi sesuai dengan kalender liturgi Paroki, Lingkungan Sesilia 1 tidak pernah absen dalam setiap bulannya. Mulai dari Ibadat bulanan sampai ibadat dalam masa khusus seperti Rosario, Bulan Maria, Masa Prapaskah, Bulan Kitab Suci dan Masa Adven Rutin dilakukan, bahkan masih ditambah ibadat lainnya sesuai dengan permintaan umatnya. Rata-rata umat yang hadir mengikutinya berkisar antara 20 – 40 orang.

Secara geografis, lingkungan sesilia 1 sebelah timur berbatasan dengan lingkungan sesilia 3, sebelah barat berbatasan dengan Sesilia 2 dan Wilayah Albertus sebelah utara berbatasan dengan wilayah Thomas dan sebelah selatan berbatasan dengan sesilia 2

Keakraban warga di lingkungan santa sesilia 1 akan terlihat jika salah satu warga nya ada yang mengalami musibah. Tanpa memandang perbedaan yang ada, mereka segera bahu membahu untuk memberikan pertolongan dan mengurus segala sesuatunya dengan baik. Bahkan kebiasaan ini mereka pakai untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, maka tak heran ada 5 orang warga di lingkungan sesilia 1 yang juga menjadi pengurus RT dan RW di tempatnya.

Struktur Pengurus Lingkungan Sesilia 1 Periode Tahun 2015 – 2018

Ketua Lingkungan: Bpk. Yustinus Sulistyo

Wakil Ketua: Bpk. Joseph Eduardus Yusuf

Bendahara: Ibu Maria Titin Sulopo

Seksi Sosial Lingkungan: Ibu Maria Wijayanti

Seksi Liturgi: Bpk. Y. Agus Siswanto, Bpk. F. Purwanto, Bpk. Subardi

Humas: Bpk. A. Seto Budi Wiyono

Seksi Kepemudaan: Ibu Evi Harrenauw

 

2. Lingkungan Santa Sesilia 2

Lingkungan Sesilia 2 adalah merupakan lingkungan yang sangat dekat dengan wilayah Albertus. Bukan hanya dekat secara teritorial namun juga secara emosional. Hal ini terlihat jika ada pertemuan atau ibadat antara lingkungan Sesilia 2 dengan Wilayah Albertus, mereka akan saling mengundang. Saat ini di Lingkungan Sesilia 2 terdapat 39 KK, dengan komposisi jumlah Laki-laki sebanyak 53 orang, Perempuan sebanyak 54 dan anak-anak sebanyak 41 orang, sehingga total umat katolik di lingkungan sesilia 2 berjumlah 148 orang.

Berdasarkan domisilinya warga lingkungan Sesilia 2 berada di daerah Paninggilan Utara, Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo sampai Jalan H. Gedad. Sehingga Batas lingkungan sesilia 2 di sebelah Timur adalah lingkungan Sesilia 3, sebelah baratnya adalah Wilayah Albertus, Sebelah Utara adalah Wilayah Thomas dan di sebelah selatan adalah Wilayah Yohanes. Mata pencaharian sebagian besar warganya adalah di sektor swasta dan sebagian kecil adalah Pegawai Negri Sipil dan Wiraswasta. Suku bangsa mayoritas di lingkungan Sesilia 2 adalah Jawa yaitu sekitar 90% nya dan 8% nya adalah suku batak sedangkan 2% sisanya adalah suku bangsa lainnya. Latar belakang pendidikan umatnya sangat bervariasi mulai dari tamatan SD sampai lulusan S2 namun didominasi oleh lulusan SMA.

Di Wilayah Sesilia, Lingkungan Sesilia 2 ini adalah merupakan yang teraktif dalam melakukan pertemuan, dengan frekwensi minimal 2 kali pertemuan dalam setiap bulannya. Hal ini dikarenakan lingkungan ini mempunyai koperasi simpan pinjam yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sehingga setiap bulan selain melaksanakan ibadat bulanan, juga dilakukan pertemuan anggota koperasi. Koperasi ini sudah ada sejak tahun 1994, dan anggotanya selain warga lingkungan sesilia 2 juga sebagian warga dari wilayah Albertus. Dengan adanya koperasi, warga di lingkungan sesilia 2 menjadi sangat terbantu baik dari sisi ekonomi keluarga maupun dalam bidang lainnya. Apalagi sebagian besar warganya sudah memasuki masa pensiun.

Sama halnya dengan lingkungan lain di Paroki ini, aktifitas peribadatan di lingkungan Sesilia 2 berjalan sangat baik. Semua kalender liturgi yang ditetapkan oleh Paroki Santa Bernadet dapat dijalankan dengan baik. Mulai dari masa Prapaskah, bulan Rosario, Bulan kitab suci, Bulan Maria dan Masa Adven dapat dilaksanakan secara rutin. Intensitas umat yang menghadiri pertemuan ini berkisar antara 20 – 30 orang. Bahkan lingkungan sesilia 2 secara rutin mengadakan perayaan natal lingkungan, walaupun dengan acara sederhana. Dan hampir setiap tahun lingkungan ini mengadakan ziarah bersama ke 9 goa maria yang ada di jawa tengah dan Jogjakarta.

Struktur Pengurus Lingkungan Sesilia 2 Periode Tahun 2015 – 2018

Ketua Lingkungan: Bpk. Martinus Budi Nugraha

Sekretaris: Ibu Lisma Bangun

Bendahara Bpk. B. Soeparno, Ibu Dessy Mariani

Seksi Sosial Lingkungan: Ibu Maria Magdalena Siti Mariyam, Ibu Elisabeth Surta Silitonga

Seksi Liturgi: Bpk. F. Djoko Suyanto

Humas: Bpk. Antonius Slamet Rahardjo, Ibu Elisabeth Suwarni, Ibu Maria Sri Sukasmi

Seksi Kepemudaan: Albertus Abu Wijaya

 

3. Lingkungan Santa Sesilia 3

Lingkungan ini adalah merupakan lingkungan yang terkecil di Wilayah Sesilia, karena hanya memiliki 35 Kepala Keluarga saja. Jumlah laki-laki di lingkungan ini adalah 59 orang, Perempuannya sebanyak 47 orang dan anak-anaknya sebanyak 20 orang. Sehingga total warga Lingkungan Santa Sesilia 3 berjumlah 126 orang. Warga di lingkungan ini memiliki profesi yang beraneka ragam, namun masih didominasi oleh sektor swasta. Suku bangsa di lingkungan sesilia 3 ini kebanyakan berasal dari suku bangsa Jawa, sementara hanya 2 kepala keluarga yang berasal dari keturunan Tionghoa dan 1 Kepala keluarga dari suku Bangsa Batak. Latar belakang pendidikan umatnya sangat bervariasi mulai dari tamatan SD sampai lulusan S1 namun didominasi oleh lulusan SMA.

Secara geografis Batas lingkungan sesilia 3 di sebelah timur adalah Paroki Matheus Penginjil dan Lingkungan Sesilia 4, di sebelah barat adalah lingkungan sesilia 2, sebelah utara berbatasan dengan wilayah Thomas sementara di sebelah selatannya berbatasan dengan wilayah Yohanes. Dilihat dari domisilinya, sebagian besar warga lingkungan sesilia 3 berada di jalan H. Mencong, sebagian kecil ada di perumahan ubud dan perumahan Puri Beta 2.

Di wilayah Sesilia ini lingkungan sesilia 3 adalah merupakan penyumbang anggota terbanyak untuk kelompok paduan suaranya. Hampir 40% anggota paduan suara wilayah sesilia berasal dari lingkungan ini. Dengan kata lain, di lingkungan sesilia 3 banyak tersimpan orang-orang yang bersuara merdu, bahkan pelatih koor wilayah sesilia juga berasal dari lingkungan sesilia 3.

Untuk kegiatan liturginya, tidak ada kendala yang berarti. Lingkungan sesilia 3 secara rutin juga melaksanakan pertemuan bulanan seperti lingkungan lainnya. Intensitas umat yang hadir adalah antara 15 orang sampai 30 orang.

Struktur Pengurus Lingkungan Sesilia 3 Periode Tahun 2015 – 2018

Ketua Lingkungan: Bpk. A. Agus Sulianto

Sekretaris: Bpk. Agustinus Wiratmoko

Bendahara: Bpk. Thomas Krisna

Seksi Sosial Lingkungan: Bpk. Y.B. Supriyanto

Seksi Liturgi: Bpk. DBD. Marbun

 

4. Lingkungan Santa Sesilia 4

Lingkungan ini adalah merupakan lingkungan yang termuda di wilayah sesilia. Karena baru pada pertengahan tahun 2000, lingkungan Sesilia 4 ini terbentuk. Ini dikarenakan dengan dibukanya perumahan Mahkota Simprug pada tahun 2000, menyebabkan banyak keluarga katolik yang berdomisili di perumahan ini. Sehingga Koordinator wilayah bekerjasama dengan team pengembangan wilayah dan PGDP memutuskan untuk membuat lingkungan baru yang merupakan pemekaran dari lingkungan sesilia 3.

Jumlah kepala keluarga lingkungan sesilia 4 adalah sebanyak 45 KK dengan komposisi Laki-laki sebanyak 73 orang, Perempuan sebanyak 84 orang dan anak-anak sebanyak 64 orang. Sehingga jumlah warga katholik di lingkungan sesilia 4 adalah sebanyak 221 orang. Dibandingkan lingkungan lainnya di Wilayah Sesilia, Lingkungan ini sangat didominasi oleh keluarga muda. Antara satu kepala keluarga dengan kepala keluarga lainnya tidak jauh perbedaan usianya, sehingga lingkungan ini menjadi andalan wilayah sesilia dalam melaksanakan tugas-tugas kepanitiaan yang dibebankan Paroki, seperti Panitia Natal dan Paskah.

Secara Geografis, batas timur lingkungan sesilia 4 adalah Paroki St. Matheus Penginjil, sebelah baratnya adalah lingkungan sesilia 3, batas utara adalah lingkungan sesilia 3 dan batas selatannya adalah wilayah Yohanes. Seluruh umat lingkungan sesilia 4 berdomisili di Perumahan Mahkota Simprug, dan sebagian besar bekerja di sektor swasta. Dilihat dari suku bangsa nya, umat di lingkungan sesilia 4 juga masih didominasi oleh suku bangsa Jawa, dan sebagian kecil oleh suku Batak, Keturunan Tionghoa dan suku bangsa lainnya. Latar belakang pendidikan umatnya sangat bervariasi mulai dari tamatan SD sampai lulusan S2 namun didominasi oleh lulusan S1.

Salah satu kekhasan lingkungan sesilia 4, adalah menjadi sentral kegiatan Bina Iman di wilayah Sesilia. Jumlah Bina imannya lebih dari 40 anak, dan rutin mengadakan kegiatan. Bina iman Anak di lingkungan ini telah beberapa kali ikut kegiatan di Paroki seperti koor Bina iman, mengisi acara natalan dan paskahan di paroki, lomba mazmur, lomba baca kitab suci, dan lain sebagainya. Ciri khas yang paling menonjol adalah dengan permainan angklungnya yang merupakan tradisi kegiatan Bina Iman di wilayah sesilia.

Dalam kehidupan liturgis umat di lingkungan sesilia 4 ini semuanya berjalan dengan baik sama dengan lingkungan lainnya di paroki santa Bernadet. Lingkungan ini rutin mengadakan ibadat Bulanan, Ibadat Rosario, Ibadat prapaskah, Bulan kitab suci, bulan Maria dan ibadat adven, disamping ibadat lainnya yang sifatnya ujud pribadi. Kegiatan sosial yang pernah dilakukan antara lain Penjualan sembako murah dan pakaian bekas layak pakai kepada sesama yg membutuhkan, Kunjungan ke panti jompo, ziarah lingkungan dan lain-lainnya.

Struktur Pengurus Lingkungan Sesilia 4 Periode Tahun 2015 – 2018

Ketua Lingkungan: Bpk. Michael Setyo Dwi Purwanto

Sekretaris: Ibu Magdalena

Bendahara: Ibu Irma, Ibu Nita

Seksi Sosial Lingkungan: Ibu Mega

Seksi Liturgi: Ibu Corry

Seksi BIA: Ibu Yuni, Ibu Asih

Wilayah Sesilia yang merupakan bagian dari Paroki Santa Bernadet sangat berupaya untuk menjadi sebuah wilayah yang kehidupan umatnya kental dengan kebersamaan. Didalam setiap kegiatannya selalu mengedepankan kerjasama antar lingkungan dan umatnya. Diantara umat satu lingkungan dengan lingkungan lainnya saling mengenal dan hidup bersama sebagai suatu komunitas walaupun berbeda dan beragam latar belakangnya. Hal ini menjadi dasar kekuatan bagi umat basis di wilayah sesilia, khususnya untuk meningkatkan persaudaran dan sikap berbela rasa dan saling peduli terhadap sesama.

  

PENUTUP 

Semenjak ditutupnya Gereja di Paroki Santa Bernadet Ciledug pada Tahun 2004, praktis membuat aktifitas peribadatan di Paroki ini menjadi terganggu. Paroki Santa Bernadet berubah menjadi sebuah paroki yang Diaspora. Kegiatan peribadatan sangat bertumpu pada setiap Wilayah dalam pelaksanaannya.

27 Tahun sudah usia Paroki Santa Bernadet, walaupun secara legal kita sudah tidak memiliki Gedung gereja lagi, namun semangat Hidup Menggereja umat di Wilayah Santa sesilia tetap terjaga. Persatuan dan Cinta Kasih senantiasa mendasari hubungan antar umat di wilayah ini. Hal Ini membuktikan bahwa didalam Gereja Diaspora, Iman umat Katholik di Wilayah Sesilia tetap dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Segala elemen didalam wilayah Sesilia sangat mengedepankan kebersamaan sebagai dasar untuk menjalankan pelayanannya.

Walaupun beraneka ragam suku bangsa umat yang ada di wilayah sesilia dengan beraneka ragam profesinya ternyata dapat hidup rukun dan damai dalam kebersamaan. Hal inilah yang menumbuhkan rasa persaudaraan diantara umat di wilayah sesilia. Umat di wilayah sesilia saling mengenal dan bekerjasama satu dengan lainnya. Banyak aktifitas dan karya-karya sosial yang sudah dilakukan di wilayah sesilia bisa menjadi bukti persaudaraan yang tumbuh diantara umatnya. Tekanan dan rintangan yang datang dari kaum mayoritas bukan malah memecah belah umat, bahkan sebaliknya menjadi pemersatu dan perekat hubungan umat di Wilayah Sesilia.

Karakteristik dan keunikan disetiap lingkungan adalah suatu kekayaan yang bisa dibanggakan oleh setiap umat katolik yang berdomisili di wilayah sesilia. Beragam profesi dan jabatan saling melengkapi dan bukan dijadikan persaingan dan disintegrasi umat. Sikap saling iri, saling benci dan bermusuhan benar-benar dijauhi oleh para pengurus lingkungan dan umatnya. Walaupun Demikian, seperti kata pepatah bahwa “tak ada Gading yang tak retak”, pada kenyataannya benturan-benturan pasti masih ada terjadi di wilayah sesilia, dan hal ini tidak mungkin bisa dihindari. Namun yang lebih penting bagaimana meminimalisasikan benturan tersebut agar tidak menjadi faktor yang dapat menimbulkan keretakan hubungan antar umat di wilayah sesilia. Semoga Persaudaraan yang telah terbina di Wilayah Sesilia dan wilayah-wilayah lainnya di Paroki Santa Bernadet akan semakin lengkap jika keinginan untuk memilik Gedung Gereja bisa segera terwujud. 27 Tahun sudah paroki ini menjalani perjuangannya untuk memiliki gedung gereja, semoga keinginan tersebut dapat segera terwujud. Selamat Ulang Tahun untuk Paroki Santa Bernadet yang tercinta, Doa kami umatmu selalu menyertaimu sampai kapan pun.

Syaloom