Foto bersama peserta Gathering EJ Angkatan 10.
“Hidup kita sebagai pengikut Kristus hendaknya dipengaruhi oleh sabda Tuhan, yaitu hidup yang diasupi oleh doa, hidup yang mempunyai teman perjalanan dan hidup yang diwarnai oleh perubahan atau pertobatan atau transformasi,” demikian pesan Romo C. Wahyu Kristian Wijaya Pr dalam Gathering Emmaus Journey Angkatan 10, Sabtu, 5 Oktober 2024, di Aula SD Sekolah Abdi Siswa Bintaro.
Pesan Romo Wahyu dalam Sesi 1 tersebut sebenarnya sudah ada di Buku I – Perjalanan Menuju Hidup Mendasar yang juga tertuang di Puji Syukur No. 8: “Kebiasaan Hidup Orang Kristen”. Mengapa kebiasaan yang terurai di sana harus menjadi kebiasaan umat Kristiani? Karena iman tidak bisa otomatis hidup, apalagi berbuah.
RD. D.C. Wahyu Kristian Wijaya, nara sumber tunggal.
Kebiasaan yang dimaksud adalah: 1. Berhimpun pada hari Minggu; 2. Membaca Kitab Suci, merenungkan dan melaksanakannya; 3. Melaksanakan Ibadah Harian; 4. Berdoa bersama dalam keluarga; 5. Berdoa secara pribadi; 6. Terlibat dalam kehidupan Jemaat setempat (berkomunitas dalam Lingkungan atau Wilayah); 7. Terlibat dalam Masyarakat; 8. Berpuasa dan berpantang dalam tradisi gereja; 9. Memeriksa batin; 10. Mengaku dosa di hadapan Imam. Kesemuanya ini disebut Kebiasaan Iman, karena Iman bisa tumbuh dengan menyirami dan memberi pupuk kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Dengan tema “Menemukan Kekuatan dalam Perjalanan Iman”, gathering yang berlangsung pukul 08.00-13.00 itu diikuti oleh 118 orang, terdiri dari 62 peserta Angkatan ke-10, 33 fasilitator, 14 panitia, dan 9 Emmauser, belum termasuk mereka yang datang tanpa mendaftarkan diri. Para Emmauser sebagai anggota Komunitas Spiritualitas Kitab Suci Emmaus Jorney Angkatan 10 mengikuti gathering ini setelah merenungkan Kitab Suci dan Jurnal Emmaus harian selama 10 minggu dalam Buku I.
Ibu Aurea Nadia Theresa membagikan pengalaman imannya.
Sambutan pembukaan disampaikan oleh Ibu Priscila Lita Noviana (Ketua SKKS) dan Pak Margo Yuwono mewakili Pak Kus (Ketua EJ). Menyusul kemudian menyanyikan lagu-lagu pujian yang dipandu Bu Rauvy, Bu Arum, Bu Lita, dan Bu Endah.
Dalam gathering tersebut ada sharing iman dua peserta yang mewakili EJ Angkatan X. Pertama Ibu Aurea Nadia Theresa. Dia mengatakan dalam pengalaman imannya merasa terdorong untuk lebih mengenal Yesus dan menemukan kekuatan dalam Firman Tuhan melalui pengalaman di Emmaus Journey, yang mengajarkannya pentingnya doa dan komunikasi dengan Tuhan.
Bagi Ibu Aurea, Emmaus Journey memberikan pengajaran yang sangat-sangat menarik, karena belum pernah dia mendapatkan pengajaran tentang Kitab Suci semenarik dalam EJ. “Buku I telah membuka hati dan pikiran saya tentang dasar-dasar iman, dan sekarang saya tidak sabar untuk melanjutkan ke Buku II tentang Perjalanan Menuju Hidup Berbuah, supaya saya bisa lebih paham bagaimana hidup saya ini bisa menghasilkan buah-buah kebaikan dalam pelayanan bagi sesama dan untuk lebih memuliakan Tuhan,” katanya.
Bp Victor Haryo Bimo juga berbagi pengalaman iman.
Sharing kedua oleh Pak Victor Haryo Bimo. Ia berbagi cerita tentang kehidupan keluarga yang penuh lika-liku dan masalah terus datang silih berganti, sehingga membuat dirinya sempat down. Lalu ia mengambil sikap ikut EJ walaupun belum tahu EJ itu apa. ”Jalanin aja dan sekarang menemukan kedamaian hati bersama Yesus dan melanjutkan ke buku 2,” katanya.
Romo Wahyu sempat melontarkan pertanyaan reflektif terkait Buku I: “Bagaimana perjalanan menuju hidup mendasarku di EJ?” Semua Emmauser menanggapinya dengan tersenyum-senyum dan mengangguk-angguk dengan pertanyaan yang mengajak merenung ini.
Sesi 2 yang dimulai pukul 10.30 diawali dengan lagu Mars EJ, dilanjutkan dengan lagu pujian Yesus kekasih jiwaku. Semua Emmauser pun berjoget dengan riang dan germbira.
Suasana dalam kelompok ketika menyusun "mazmur" bersama.
Dalam Sesi 2 ini Romo Wahyu menyampaikan tema “Mari Berjalan Bersama Pemazmur, dengan mendengarkan suara-Nya”. Peserta EJ dibagi menjadi 11 kelompok. Setiap individu diberi waktu untuk saling bercerita bebas tentang Mazmur yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, dalam kelompok, mereka mendiskusikan, menuliskan dan merangkai kata dalam 1 lembar kertas menjadi “mazmur” (madah pujian bagi Tuhan). Setelah itu, setiap kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Suasana dalam kelompok ketika menyusun "mazmur" bersama.
Setelah presentasi kelompok, Romo Wahyu menyampaikan harapannya kepada seluruh Emmauser: “Mau dan mampu mewartakan Tuhan dengan perilaku hidupnya yang sesuai dengan ajaran Yesus sendiri karena kesaksian itu lebih dahsyat efeknya daripada kata-kata. Perjalanan Menuju Hidup Mendasar telah dilalui. Mari bersama teman seperjalanan, kita, Anda dan saya, melanjutkan perjalanan ke buku dua Perjalanan Menuju Hidup Berbuah.”
Suasana dalam kelompok ketika menyusun "mazmur" bersama.
Menjelang berakhirnya gathering ada pengumuman, ungkapan terima kasih, kata penutup dan doa penutup dari Ibu Lina sebagai Ketua Panitia Gathering EJ Angakatan 10. Lalu semua menyanyikan lagu Jangan lelah bekerja di ladang-nya Tuhan sebagai penutup.
Kang Foto, Kang Kabel, Kang Angkut Kursi, Kang Lurah, Kang Asrot foto bareng Romo.
Selamat kepada para Emmauser yang dengan setia mengikuti pertemuan kelompok dari sesi-sesi Buku I—Perjalanan Menuju Hidup Mendasar. Bersama teman-teman lainnya, mari kita lanjutkan perjalanan kita ke Buku II—Perjalanan Menuju Hidup Berbuah.
Teks dan Foto: Panitia EJ Angkatan 10