Calistha Athalia (tengah berbaju putih), kategori Anak.
Usai mengikuti lomba Narasi Kitab Suci di aula gereja, 25 Agustus 2024, tiga peserta bersedia menceritakan pengalaman mereka.
“Gugup pasti ada, tapi menang kalah sudah ada juri yang menilai. Jadi, aku mau lakuin yang terbaik. Aku mengikuti lomba karena kemauan sendiri,” ungkap Calistha Athalia dari Wilayah Theresia, peserta lomba Narasi Kitab Suci kategori Anak 10-12 tahun.
Calistha menarasikan Injil Lukas 8:26-39 tentang Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Ia tampil dengan berbagai gaya peragaan, seperti bergantian peran ketika dua orang berdialog, merendahkan posisi tubuhnya hampir jongkok, berdiri tegak, lari-lari kecil di tempat, dan seterusnya.
Meskipun sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, Calistha belum jadi juara, tapi raut mukanya tidak menunjukkan kekecewaan. “Aku ingin mengikuti lomba supaya bisa berani berbicara di depan banyak orang,” kata anak yang rambutnya dikepang itu.
Vincentiys Felix Hananto, kategori OMK.
Vincentiys Felix Hananto yang akrab dipanggil Felix dari Wilayah Petrus ini meraih juara 2 dari 3 peserta lomba Narasi Kitab Suci Kategori OMK. Ia menarasikan Yoh 1:35-51 tentang Murid-murid Yesus yang pertama.
Mahasiswa semester 5 Universitas Binus Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar itu mengaitkan perikop tersebut dengan pesan bagaimana menjadi guru. “Ya karena saya kurang percaya diri bisa menjadi guru yang baik atau tidak,” katanya beralasan.
“Jujur saja, saya tidak ada waktu untuk membaca Kitab Suci. Tapi saya suka membaca perikop-perikopnya,” katanya. Mengaku tampil tanpa persiapan khusus, dia bilang, “Baru tadi saya membaca perikop itu, menggali pesan menjelang tampil.”
Tahun lalu Felix sudah ikut lomba Narasi Kitab Suci untuk kategori dewasa. “Karena waktu itu kategori OMK tidak ada pesertanya, jadi saya masuk dewasa he-he-he,” jelasnya terkekeh.
“Lomba Narasi Kitab Suci tahun ini lebih ramai dari tahun lalu. Penampilan anak-anak dan remaja tadi bagus-bagus. Saya seneng ikut,” kata mantan Kakak Pembina BIA yang juga aktivis di koor OMK ini.
Riana Utami Praptiningsih, kategori Dewasa/Umum.
“Perasaannya senang juga ya, bisa menang lagi. Tapi yang kemarin itu emang kerjaannya Tuhan deh,” ungkap Riana Utami Praptiningsih sambil tertawa. Ia mengatakan “menang lagi” karena dalam lomba 17-an Stand Up Comedy 7 Juli 2024 meraih juara 2, padahal ia peserta “dadakan” karena kurangnya peserta.
Dalam lomba Narasi Kitab Suci Minggu, 25 Agustus, itu Riana mendapat nomor urut terakhir sekitar pukul 12.00 yang sekaligus menutup seluruh rangkaian lomba siang itu. Tapi dia berhasil menyabet juara 1 untuk kategori dewasa.
“Khawatir juga karena nomor urut terakhir, kondisi penonton mungkin sudah mulai lelah dan bosan. Takut tidak tersampaikan pesannya,” kata Riana dari Wilayah Paulus itu.
Dalam penampilannya, dengan kemampuannya bernarasi secara interaktif, ia menyulap situasi yang mengkhawatirkan itu menjadi berpihak padanya. Anak-anak di deretan depan yang sebelumnya ngobrol sendiri pelan tapi pasti mulai memperhatikan penampilannya. Riana bisa menguasai panggung.
“Kamu pernah sakit, Adik-adik?” tanya Riana sambil membelalakkan kedua mata ke arah anak-anak itu ketika menarasikan Mark 5:21-43, Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang Perempuan yang sakit pendarahan. Usahanya tidak bertepuk sebelah tangan. Disertai berbagai gerak tangan dan wajah, ia berhasil menarik perhatian. Kemampuan story telling-nya membuat penonton lebih tenang.
“Jadi pesannya ada dua ya, Adik-adik… Pertama, sebagai Anak Tuhan, kita harus percaya kepada Tuhan. Kedua, selalu berharap pada Tuhan. Kalau selalu berharap pada Tuhan, waktu ulangan di kelas hasilnya pasti baik…” kata Riana yang sehari-hari berprofesi sebagai guru itu.
Teks: Rani Kristanto, ps/ Foto-foto: ps, panitia